Polemik pemilihan guru terbaik

🌳🌿 🌳🌿 🌳🌿 🌳🌿 

Bismillahirrohmanirrohim,

Hal yang tadinya tidak ingin saya pikirkan, namun sangat mengganjal di hati.

Sejujurnya, bukan maksud saya menolak pemberian reward “Guru Ter…..” beserta hadiah yang menyertainya. Saya sangat menghargai perhatian dan niat baik dari Pak Isfan selalu ketua yayasan yang ingin memberikan apresiasi dan kebahagiaan kepada para guru. 
Namun, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, penghargaan seperti ini sering menimbulkan pro dan kontra di antara kami.

Bukan hadiah satu jutanya yang menjadi persoalan. Nilai itu tentu berarti dan patut disyukuri. Tapi yang menjadi beban justru makna di balik kata “ter….” itu sendiri. Sebab, ketika satu orang disebut terbaik, ter…..tanpa disadari yang lain merasa tidak dianggap, tidak cukup baik, atau bahkan tersisih. Akibatnya, suasana yang seharusnya hangat dan saling mendukung justru menjadi tidak nyaman.

Ada teman yang berkata, “Terima saja dulu, syukuri pemberiannya.”
Saya mengerti maksud baik dari kalimat itu. Tapi sekali lagi, bukan masalah menerima atau tidak menerima. Bukan tentang uang atau penghargaan, melainkan tentang kenyamanan dan kebersamaan. Saya hanya ingin semua guru bisa merasa dihargai tanpa perlu dibanding-bandingkan.

Setiap guru punya keistimewaannya masing-masing — ada yang sabar, ada yang kreatif, ada yang pandai menghibur, ada yang tegas tapi penuh kasih. Semuanya berjuang dengan caranya sendiri untuk menyalakan cahaya dalam diri anak-anak didiknya. Maka, alangkah indahnya jika kebahagiaan guru diwujudkan bukan lewat gelar “terbaik” atau ter..lainnya , tetapi lewat perhatian, kebersamaan, dan rasa saling menghargai satu sama lain.

Karena sesungguhnya, guru terbaik itu bukan satu orang — tapi semua guru yang mengajar dengan hati. 

Temanku seperjuangan, mohon maaf jika saya menjadi penyebab kegaduhan kemaren …..saya tadinya tidak ingin bicara banyak tentang apapun , tetapi entah kenapa dorongan untuk bicara tentang guru ter……tidak bisa terbendung.
Dan ternyata ada teman yang menyalahkan sikap saya, terimakasih telah membuat saya sadar kembali, bahwa tidak setiap orang punya pemikiran yang sama .

Mohon maaf teman, inilah saya dengan segala kekurangan. 

Terimakasih atas kebersamaan selama ini ..

Wassalam ,

🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳

Tulisan ini dibuat saat aku merasa ga nyaman berada di lingkungan tempat mengajar SD I Al Fajar yang sudah 25 tahun aku berada di dalamnya. 

Ya Allah mudahkanlah segala urusanku ampunilah dosaku 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Media Dokumentasi dan Refleksi Diri

Putriku Tersayang Hari ini 21 Usiamu

Menuju Bromo