Menulis Pantun
Gelombang. : 28
Tanggal. : 6 Februari 2023
Tema. . : Kaidah Pantun
Narasumber. : Miftahul Hadi, S.Pd.
Moderator. : Dail Maruf , M.Pd.
Hari Senin tepatnya tanggal 6 Februari 2023 ini, genap suamiku berusia 56 tahun. Tak ada perayaan istimewa untuk ini dalam keluargaku. Aku hanya mengingat saja , menulis di grup kelurga bahwa ayah sudah 56 , dan mendoakannya supaya hidup berkah dalam menjalani sisa usia ini .
Bertepatan dengan ini, pertemuan kelas menulis , sudah yang ke 13. Sudah hampir setengah perjalanan. Tema kali ini materi nya membahas tentang kaidah Pantun.
Moderator kali ini Pak Damar , Pak Dail Maruf. Beliau pernah menjadi Narasumber di pertemuan ke 5 dan menjadi moderator di pertemuan 1.
Dan Narasumber malam ini yaitu Pak Miftahul Hadi, S.Pd.
Kelas di mulai dengan berpantun ria Hmm.......pak Dail piawai juga
membawakan pantun. Suasana jadi terasa ceria .
Menanam padi di musim hujan
Padi ditanam berharap panen
Mari belajar dengan mas hadi kawan
Semoga semuanya berkenan
Kalau tuan ke pulau Mempar,
Batu terbelah di gunung Daik,
Kalau tuan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.
Selanjutnya kita diajak berkenalan dengan narasumber
Pak Miftahul Hadi adalah seorang guru di SD Negeri Raji 1 Demak. Beliau telah menerbitkan buku solo dan beberapa buku antalogi tentang pantun.
Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)
DEFINISI PANTUN
Menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020)
Pantun berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
KEGUNAAN PANTUN
Kegunaan pantun , pada zaman dahuli digunakan untuk komunikasi sehari-hari . Untuk masa sekarang, Pantun bisa juga digunakan untuk:
√ Mengawali sambutan pidato.
√ Untuk lirik lagu,
√ Perkenalan,
√ Dakwah bisa juga disisipi pantun.
√ Melatih seseorang berfikir tentang
makna kata sebelum berujar.
CIRI-CIRI PANTUN
√ Satu bait terdiri dari 4 baris
√ Satu barus terdiri dari 4 atau 5 kata
√ Satu baris terdiri dari 8 -12 suku kata
√ Bersajak ab ab
√ Baris ke 1 dan ke 2 disebut sampiran
√ Baris ke 3 dan ke 4 disebuy isi
PERBEDAAN PANTUN DENGAN KARYA SASTRA YANG LAIN:
Syair : Terdiri dari 4 baris
Bersajak aaaa
Ke empat barisnya saling
berhubungan .
Gurindam:
Terdiri dari dua baris
Bersajak AA
Baris pertama dan kedua
merupakan sebab akibat yang memiliki keterkaitan.
Contoh syair ;
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Contoh gurindam:
Jika rajin salat dan sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Pak Miftah mengajak peserta membuat pantun dalam waktu 10 menit . Beberapa peserta cepat sekali dalam membuat pantun .
Dalam membuat pantun harus menguasai perbendaharaan kata. Diatas terdapat tabel perbendaharaan kata yang di share oleh moderator .
Mari kita lihat trik membuat pantun.
1. Carilah kata yang memiliki bunyi
akhir sama.
2. Pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.
3. Baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.
4. Susun baris pertama dan kedua.
5. Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan
nama merk dagang.
PERSAJAKAN :
Salam membuat pantun harus di perhatikan rima nya atau persajakannya. Dalam hal ini ada beberapa model dalam menempatkan rima, yaitu;
1. Rima akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
2. Rima tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
Pita merah melintang di tengah kota
Dari sini diusung usung sejajar
Kita semua bahagia di alam merdeka
Mari isi dengan sungguh sungguh belajar
Tirai besi mengikat jendela kaca
Barang berharga di dalam pagar
Mengisi hari di tengah alam merdeka
Senang rasanya di KBMN tempat belajar
Hmm....Ternyata asyik juga belajar menulis pantun.
Di kepala ini jadi penuh makna kata yang senada. Bermunculan ide ide kalimat yang beraneka rupa. Walau masih tertatih-tatih merangkai nya, tapi ternyata sudah bisa membuatnya.
Terimakasih ilmunya Pa Miftah dan Pa Damar.
Alhamdulillah resume ke 13 done.
Bogor , 7 Februari 2023
Ina
Keren bu ina..resumenya👍🏻 Sehat² tuk suaminya ya bu..tuk bu Ina juga. Moga selalu dalam lindungan Allah dan diberikan keberkahan hidup. Aamiin.
BalasHapusTerimakasih Mba Deasy . Doa terbaik untuk mu say .
HapusAamiin
Mantap, baik dan sangat bermanfaat
BalasHapus